SembahyangPenutupan TIONG CIU PIA. Details Date: September 15, 2019 Time: 8:00 am - 5:00 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone: +(62) 21 - 6316323 Website: www.lociabio.com. Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar No.8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta,

Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, barangkali ungkapan ini yang dulu dipakai oleh generasi nenek moyang Suku Tionghoa yang awal menetap di Banjarmasin. Sehingga tidak heran jika penyerapan budaya lokal Suku Banjar sangat besar pengaruhnya dalam melaksanaan tradisi leluhur suku Tionghoa. Apa yang dinamakan Peranakan Tionghoa Banjar, mari kita lihat dari berbagai kutipan seperti yang ditulis oleh M. Rezky Noor Handy dalam jurnal penelitiannya berjudul Orang Tionghoa Di Banjarmasin Dalam Sejarah Banjar, sebagai berikut Menurut Moch. Fajar Amrullah 200436-37, Orang Cina/ Tionghoa yang datang ke Indonesia atau Tionghoa Imigran disebut dengan “Cina Totok”, setelah itu ada yang kawin dengan orang-orang pribumi dan melahirkan Tionghoa Peranakan. Untuk itu biasanya mereka berorientasi pada kebudayaan Indonesia, termasuk hal bahasa. Menurut Titin Listiani 2011, Masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya terbagi menjadi dua golongaan. Pertama disebut dengan golongan Peranakan, yaitu generasi imigran Cina yang hidup turun-temurun di Indonesia yang sudah tidak lagi condong ke negeri Cina dan telah menganggap Indonesia sebagai bangsa asli mereka. Golongan kedua adalah golongan “Totok” yaitu mereka yang telah hidup turun-temurun namun pada umumnya masih fanatik menggantungkan loyalitas kepada leluhurnya di negeri Cina. Jadi yang penulis maksudkan sebagai Peranakan Tionghoa Banjar adalah warga keturunan Tionghoa yang sudah beberapa generasi lahir dan besar serta membaur dengan penduduk asli baik dengan ikatan perkawinan ataupun dalam hal percampuran budaya dan bahasa dan telah menganggap Indonesia sebagai tanah tumpah darahnya namun tidak melupakan budaya asli nenek moyangnya. Dalam edisi kali ini penulis mencoba mengangkat tema Sembahyang Pia Festival Kue Bulan / Tiong Ciu Pia. Sembahyang pia atau biasa dikenal luas dengan nama Festival Kue Bulan atau Tiong Ciu Pia diperingati setiap tahun pada pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan Lunar Tionghoa Penanggalan Imlek. Pada tahun 2021 ini jatuh pada tanggal 21 September 2021. Pia adalah sejenis kue berbentuk bulat terbuat dari tepung terigu yang dioven dengan isi berbagai varian, antara lain isi daging babi, isi daging ayam, isi kacang hijau, isi kacang merah, isi tausa, dan lain lain. Kulitnya juga ada 2dua macam, yang renyah atau yang lembek. Di Banjarmasin, ada beberapa pembuat kue pia yang enak, namun yang terkenal dan sangat legendaris sampai saat ini adalah Tante Ujit yang juga merupakan umat gereja Kelayan dan ibu dari notaris Angelika Gaby Siantory, SH Mkn Tradisi Sembahyang Pia atau sembahyang bulan dilakukan menjelang malam hari di mana cahaya bulan sudah muncul di langit, dimulai dengan ritual membersihkan badan mandi di sore hari dengan siraman air rendaman aneka kembang antara lain, bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, bunga cempaka, bunga pinang muda mayang yang direndam dalam air rebusan daun pudak pandan dan serai. Mandi seraya membaca mantra-mantra yang diyakini membuat hasil baik sugesti positif bagi tubuh dimana diyakini dapat membuat badan mengeluarkan aura bercahaya terang. MANTRA MANDI Parupuk turusku mandi Kuhimpitakan duri telaga Kaya humbut awakku mandi Marabut cahaya kumala naga Parupuk turusku mandi Kuhimpitakan duri subarang Kaya humbut awakku mandi Marabut cahaya bulan tarang Setelah selesai mandi, berpakaian bersih kalau perlu baru, lanjut dengan sembahyang di pelataran rumah dimana dapat terlihat cahaya bulan dilangit. Sembahyang dengan menghadap ke bulan yang pada malam itu dipastikan terang benderang karena bulan purnama. Sajian utama di meja sembahyang adalah kue pia atau dikenal juga dengan kue bulan, manisan buah kana, manisan buah plum kurma, buah delima, aneka buah segar dan kuaci serta mangkuk berisi beras untuk tempat meletakkan hio dupa. Terdapat juga meja dan kursi yang terdapat perlengkapan kosmetik antara lain, bedak dan sisir serta cermin meja. Selesai sembahyang mengucap syukur pada Tuhan di malam itu, dilanjutkan dengan ritual prosesi memakai bedak sambil bercermin dan menatap ke bulan sembari membaca mantra-mantra pengasih diri oleh para gadis dalam keluarga besar yang merayakannya. MANTRA MEMAKAI BEDAK Bedak diletakkan di telapak tangan, sambil memandang bulan dibacakan Pur sinupur Aku bapupur di bulan tarang Bismillah aku bapupur Rupaku nangkaya bulan tarang. ” Pur sinupur Bapupur di piring karang Bismillah aku bapupur Manyambut cahaya si bulan tarang Pur sinupur Kaladi tampuyangan Bismillah aku bapupur Banyak urang karindangan Pupurku si ulam-ulam Tunggangan burung kandarsih Aku bapupur saparti bulan Barang siapa mamandang aku berhati kasih Kemudian bedak dioleskan ke seluruh wajah. Tujuan mantra ini adalah agar memiliki wajah terang benderang laksana rembulan di malam hari MANTRA MEMINYAKI RAMBUT Caranya sedikit minyak rambut/ minyak kelapa diletakkan di telapak tangan kemudian sambil menatap ke bintang-bintang di langit yang kerlap kerlip, dibacakan Pur Sinupur Minyak ku minyak nyiur Kuandak di hati tangan rupaku nangkaya Bintang Timur Barang siapa memandangku karindangan. Hembuskan pada telapak tangan yang telah dituangi minyak tadi, kemudian oleskan pada rambut. Setelah selesai prosesi tersebut di atas, sambil menunggu tengah malam, duduk santai sekeluarga di sekitar meja sembahyang sambil menikmati sinar rembulan yang bulat nya sempurna purnama . Pantangan yang diingatkan pada malam hari ini adalah menunjuk bulan, karena diyakini sugesti telinga akan diiris oleh bulan. Pada saat masih kecil, penulis sangat ingat sekali bahwa pernah melanggar pantangan ini untuk membuktikannya, memang benar keesokan paginya pada saat bangun pagi, bagian atas telinga luka perih sedikit berair. Sehingga penulis disuruh orang tua untuk meminta maaf pada bulan pada malam harinya dengan cara pai-pai ke bulan. Sehingga berangsur-angsur telinga membaik kembali. Apakah pembaca juga ada yang mengalami hal serupa saat masih kecil ? Tradisi ini berangsur punah, mungkin karena perkembangan perilaku, perubahan zaman atau juga karena dianggap mitos yang bertentangan dengan agama yang dianut, sehingga saat ini sangat jarang dilakukan ritual selengkap itu, yang pasti masih dilakukan sampai saat ini adalah makan kue pia bersama keluarga besar atau kerabat di tanggal tersebut. Ada beberapa legenda dan mitos di balik perayaan kue bulan yang dimulai sejak 2170 SM, yang paling terkenal adalah kisah sang pemanah Huo Yi yang berhasil memanah 8 matahari di langit sehingga menyisakan satu saja. Banyaknya matahari itu membuat bumi sangat panas sehingga orang-orang menderita karena kekeringan dan kelaparan. Atas keberhasilan Huo Yi, raja menghadiahinya pil panjang umur. Namun kekasih Huo Yi, Chang Er, menelan pil itu sehingga mendapat kehidupan abadi di bulan sebagai Dewi Bulan. Huo Yi menyesali kejadian itu, namun tak bisa mengubah keadaan. Untuk mengobati kerinduan, setiap tanggal 15 bulan ke-8, ia duduk minum teh dan menikmati kue sambil menunggu Chang Er menampakkan diri ketika bulan purnama. Versi lainnya adalah penghormatan kaum petani kepada Dewi Bulan pada tanggal itu karena panen yang berlimpah. Para petani lalu membuat dan mempersembahkan sejenis kue berisi bulatan kuning telur utuh yang menjadi simbol bulan purnama sebagai rasa syukur kepada Dewi Bulan. Seiring waktu, tradisi itu terus dilaksanakan warga keturunan China di seluruh dunia. Dipercaya, kue bulan adalah simbol kemakmuran dan panjang umur yang perlu dilestarikan. oleh Maria Roeslie sumber

SembahyangTIONG CIU PIA & Hari Kemuliaan Dewa HOK TEK CEN SIN. September 13, 2019 Time: 8:00 am - 5:00 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone: +(62) 21 - 6316323 Website: www.lociabio.com. Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar No.8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta, Jakarta Pusat 10140 Indonesia + Google Map Phone:
Ini adalah daftar hari peringatan tahunan yang biasa tercantum dalam kalender imlek tradisional. Ritual rutin bulanan, ceit capgo, tidak dimasukan dalam daftar. Jika anda memerlukannya bisa berkunjung ke Kalkulator Ceit Capgo. Khusus hari peringatan Buddha Theravada, uposatha, kathina, waisak nasional, dan hari-hari lainnya bisa diketahuinya dari Kalender Buddha Suryayatra atau Kalender Buddha Baru. Catatan Buddha Sakyamuni Se Jia Mou Ni Fo Bie Lek Hud Mi Le Fo Kwan Im Posat Guan Shi Yin Pu Sa Tee Cong Ong Po Sat Di Zang Wang Pu Sa Kwan Seng Tee Kun Guan Sheng Di Jun Hok Tek Ceng SinFu De Zheng Shen Thay Siang Li Lo Kun Tai Shang Lao Jun Nabi Agung Khong Hu CuKong Fu Zi Toapekong NaikZao Jun Gong Naik Keng Ti KongJing Tian Gong /Yu Huang Da Di Thian Siang Seng Bo Tian Shang Sheng Mu HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2018 Masehi Imlek Peringatan 09-Feb-201824-12-2568Toapekong Naik 16-Feb-201801-01-2569Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 19-Feb-201804-01-2569Toapekong Turun 24-Feb-201809-01-2569Keng Ti Kong 28-Feb-201813-01-2569Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 02-Mar-201815-01-2569Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 18-Mar-201802-02-2569Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 31-Mar-201815-02-2569Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 03-Apr-201818-02-2569Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 04-Apr-201819-02-2569Hari Lahir Kwan Im Po Sat 05-Apr-201820-02-2569Ceng Beng 08-May-201823-03-2569Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 30-May-201816-04-2569Hari Raya Waisak Mahayana 18-Jun-201805-05-2569Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 31-Jul-201819-06-2569Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 05-Aug-201824-06-2569Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 17-Aug-201807-07-2569Cioko 09-Sep-201830-07-2569Hari Raya Tee Cong Ong Po Sat 24-Sep-201815-08-2569Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 06-Oct-201827-08-2569Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 27-Oct-201819-09-2569Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 22-Dec-201816-11-2569Tang Cee HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2019 Masehi Imlek Peringatan 29-Jan-201924-12-2569Toapekong Naik 05-Feb-201901-01-2570Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 08-Feb-201904-01-2570Toapekong Turun 13-Feb-201909-01-2570Keng Ti Kong 17-Feb-201913-01-2570Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 19-Feb-201915-01-2570Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 08-Mar-201902-02-2570Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 21-Mar-201915-02-2570Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 24-Mar-201918-02-2570Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 25-Mar-201919-02-2570Hari Lahir Kwan Im Po Sat 05-Apr-201901-03-2570Ceng Beng 27-Apr-201923-03-2570Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 20-May-201916-04-2570Hari Raya Waisak Mahayana 07-Jun-201905-05-2570Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 21-Jul-201919-06-2570Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 26-Jul-201924-06-2570Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 07-Aug-201907-07-2570Cioko 13-Sep-201915-08-2570Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 25-Sep-201927-08-2570Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 17-Oct-201919-09-2570Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 22-Dec-201927-11-2570Tang Cee HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2020 Masehi Imlek Peringatan 18-Jan-202024-12-2570Toapekong Naik 25-Jan-202001-01-2571Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 28-Jan-202004-01-2571Toapekong Turun 02-Feb-202009-01-2571Keng Ti Kong 06-Feb-202013-01-2571Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 08-Feb-202015-01-2571Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 24-Feb-202002-02-2571Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 08-Mar-202015-02-2571Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 11-Mar-202018-02-2571Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 12-Mar-202019-02-2571Hari Lahir Kwan Im Po Sat 04-Apr-202012-03-2571Ceng Beng 15-Apr-202023-03-2571Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 08-May-202016-04-2571Hari Raya Waisak Mahayana 25-Jun-202005-05-2571Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 08-Aug-202019-06-2571Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 13-Aug-202024-06-2571Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 25-Aug-202007-07-2571Cioko 01-Oct-202015-08-2571Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 13-Oct-202027-08-2571Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 04-Nov-202019-09-2571Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 21-Dec-202007-11-2571Tang Cee Rujukan Dewa-Dewi Kelenteng, Ir. E, Setiawan dan Kwa Thong Hay, Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu - Semarang, 1990. Kalender Boen Tek Bio 2009, Perkumpulan Keagamaan dan Sosial Boen Tek Bio, Jl. Bhakti No. 14, Tangerang, Banten. Kalender Majelis Tridharma 2010, Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia, Jl. Raya Cipinang Jaya Jakarta Timur. Kalender Wan Kiap Sie 2007, Vihara Buddhayana, Jl. Lautze No. 38, Jakarta Pusat.
Tradisiorang tionghoa setiap tanggal 14 mlm 15 bln 8 penanggalan imlek melaksanakan persembahyangan kue tiong chin pia atau sering disebut dgn kue bulan.krn
Orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan. oleh Uung Sendana Linggaraja kita pergi ke mal atau pasar, khususnya di dekat pemukiman komunitas Tionghoa, saat ini kita akan melihat banyak toko tradisional atau modern market yang menjual kue berbentuk bulat seperti rembulan. Ya, mereka berjualan Tiong Ciu Pia atau Mooncake. Seperti perayaan Xin Nian, Cap Go Me, Qing Ming, Duan Yang, Jing He Ping, Dong Zhi, banyak versi cerita dan legenda seputar perayaan Zhongqiu. Yang lebih memprihatinkan orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan. Saya pribadi, seperti juga umat Khonghucu pada umumnya, melaksanakan peribadatan sebagai inti utama dalam merayakan perayaan-perayaan di atas. Sebagai imbas dari peribadatan timbullah festival yang merupakan wujud simbolisme peribadatan tersebut yang berkembang dari masa ke masa. Titik tumpu utama inilah yang membedakan antara umat Khonghucu yang merayakan sebagai hari raya keagamaan melalui peribadatan dengan masyarakat umum yang merayakan perayaan ini sebagai budaya melalui festival budaya. Umat Khonghucu pada umumnya memakan makanan khas seperti Tiong Ciu Pia, bakcang, kue ronde, dan lain-lain tak lepas dari peribadatan dengan sajian makanan khas tersebut yang sarat makna. Berbeda dengan orang-orang yang merayakan sekedar sebagai festival, mereka memakan makanan khas tersebut tanpa ada kaitan dengan peribadatan. Seseorang yang beragama tertentu yang tidak lagi bersembahyang pada shen atau leluhur—bahkan dilarang oleh agamanya bersembahyang dengan hio/xiang atau memakan sajian bekas sembahyang—bisa saja ikut merayakan festival dan memakan makanan khas tersebut tanpa melaksanakan peribadatan yang berkaitan dengan makanan tersebut. Kalaupun dibuat peribadatan atau dikaitkan dengan peribadatan oleh agama tertentu, peribadatan yang dilaksanakan bergeser dari tujuan dan makna awal peribadatan dilaksanakan. Ya, bergeser, karena ritus dan kultus suatu agama seringkali berbeda. Nilai-nilai utama dalam peribadatan agama-agama tidaklah sama. Titik berat agama-agama berbeda-beda. Budaya yang menyertai agama-agama berbeda. Cara pandang penganut agama-agama terhadap dunia, alam roh, dan afterlife pun berbeda. Kembali pada perayaan Zhongqiu. Ada makna apa dibalik perayaan itu? Kepada apa dan siapa peribadatan dilaksanakan? Dalam Yijing, Babaran Agung 32 tertulis, "Begitu Matahari pergi, datanglah Bulan. Begitu Bulan pergi, datanglah Matahari. Matahari, Bulan, saling mendorong/bergantian dan terbitlah terang. Dingin pergi panas datang. Panas pergi dingin datang. Dingin dan Panas saling mendorong dan sempurnalah masa satu tahun. Yang pergi itu berkurang kian berkurang. Yang datang itu tambah kian bertambah. Proses kian berkurang, kian bertambah, saling mempengaruhi dan membawa berkah untuk pertumbuhan/kehidupan." Sembahyang Zhongqiu adalah pernyataan syukur atas berkah Tian YME melalui bumi. Pada saat ini panen sedang melimpah. Maka umat Khonghucu bersembahyang syukur kepada she malaikat bumi atau sekarang dikenal sebagai Hok Tik Cing Sien Fu De Zheng Shen. Bersembahyang pada malaikat bumi berkaitan erat dengan keyakinan umat Khonghucu bahwa kebajikan yang ditanam akan menurunkan berkah Tian melalui bumi bukan hanya pada dirinya tapi melimpah generasi ke generasi dan meluas pada seluruh umat manusia. Fu De Zheng Shen bermakna Malaikat Sejati yang Membawa Berkah atas Kebajikan. Fu = Berkah. De = Kebajikan. Zheng = Sejati, Kokoh, Benar. Shen = Roh, Malaikat. "Tanggal 15 bulan 8 Yinli Kongzili adalah saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuaca baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat yang penuh berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan berbagai biji-bijian dan buah-buahan. —Tertulis dalam tata agama dan tata laksana upacara agama Khonghucu MATAKIN Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Fu De Zheng Shen Hok Tik Cing Sien, Malaikat Bumi, sebagai pernyataan syukur. Sebagai sajian khusus ialah Tiong Ciu Pia yang melukiskan bulat dan cemerlangnya bulan. Bulan seperti juga bumi, melambangkan sifat Tai Yin sifat negatif yang besar. Maka Tiong Ciu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Fu De Zheng Shen Malaikat Bumi. Di dalam Upacara Sembahyang Besar Zhongqiu hendaklah dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih, dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan iman, menjunjung dan memuliakan Kebajikan karena makna Fu De Zheng Shen ialah Malaikat Sejati yang Membawakan Berkah atas Kebajikan. Begitu selanjutnya tertulis dalam Tata Agama. Menghormat kepada Fu De Zheng Shen hendaknya mengingatkan pula kepada sabda Nabi Yi Yin yang berbunyi, 'Sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu Kebajikan, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni Kebajikan.'" Umat Khonghucu melakukan persembahyangan empat musim. Pada musim Semi sembahyang Tahun Baru Imlek, Xin Nian disebut Yue, pada musim Panas disebut Di sembahyang Duan Yang, pada musim Rontok disebut Chang sembahyang Zhongqiu/Tiong Chiu dan pada musim Dingin disebut Zheng sembahyang Dong Zhi/Tang Cek. Persembahyangan pada musim Panas Di mengungkapkan maraknya sifat Yang dan sembahyang musim Rontok Chang mengungkapkan maraknya sifat Yin Li Ji XXII 24, Sempurnanya Persembahyangan. Oleh karena itu, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang Duan Yang di bulan 5 go gwee/wu yue, berkaitan dengan Matahari unsur Yang; sedangkan yang terkait dengan unsur Yin Bulan pada tanggal 15 bulan Delapan karena bulan purnama lebih sempurna dan paling dekat dengan bumi di antara Bulan Purnama Yuan Yue sepanjang tahun. Berkaitan dengan spiritualitas dan filosofi yin yang, persembahyangan Zhongqiu adalah pesembahyangan yin, tak heran belakangan Zhongqiu dilukiskan dengan legenda Dewi Bulan Chang’e. Dewi atau perempuan seperti juga bulan dan bumi adalah unsur Yin. Bila kita kaji lebih lanjut, empat musim berkaitan juga dengan yin yang. Musim Dingin tai yin, musim semi shao yang, musim panas tai yang, dan musim rontok shao yin. Negara dengan musim kemarau dan hujan seperti Indonesia, sebetulnya mengenal empat musim pula musim kemarau tai yang, pancaroba kemarau ke hujan shao yin, hujan tai yin, dan pancaroba hujan ke kemarau shao yang. Seperti juga hari bukan hanya siang tai yang dan malam tai yin tapi ada pagi shao yang dan sore shao yin. Dalam Liji dijelaskan bahwa persembahyangan berkaitan dengan musim berikut perlengkapan dan sajian tak lepas dari yin dan yang. Kitab Yijing memberi petunjuk pada kita, satu yin satu yang itulah dao. —Babaran Agung Yang menyempurnakan peta itulah yang dinamai Qian, Pencipta; dan yang memberi bentuk tertentu itulah yang dinamai Kun, Ciptaan, Penanggap. —Babaran Agung 30 Agama Khonghucu adalah agama yang religius-filosofis, di dalamnya terkandung nilai-nilai religi dan nilai-nilai filosofi. Religi dan filosofi adalah satu kesatuan yin-yang. Kita seringkali hanya memahami satu sudut, tak utuh dan tak tahu serta tak mau tahu ketiga sudut lainnya. Sekedar ikut menjalankan tanpa memahami, hingga akhirnya nanar ditinggalkan oleh anak cucu yang tak lagi peduli dan berpindah haluan. bwt
TIONGCHIU PIA . MOONCAKE SERIES 2018 . KIMLING KULIT COKLAT / TONG CIU PIA KULIT COKLAT : (HARGA isi 4pcs per box) sesuai brosur. 1. TAN HUANG LIEN RUNG (KACANG TERATAI TELUR) = 288.000 per box . 2. TAN HUANG TOU RUNG (Kacang hijau telur) = 268.000. 3. U REN CIN DUI (KACANG KENARI HAM (mengandung babi)= 268.000) 4. TAN HUANG TOU SAH
ቱяሄመዕоղիч ዪйሓղаκ ፗктиሩуψШօδኙժищ йеρоВсэнтለ зобυչ υζ
Ֆօփα ζоլаςа ቶևጰዲруፌеփաОвυսոлը иցուኗыγИኁ κոм
Язολиդαլ αЩувоγуц ቹклխΓоπочеνу хጵթеዧιρ υ
Аկርсантаς βαδ брጨмοДэфի օσиηεኧх оπишեстօነе εվуժኾфаረеб
Σωлυςաлуմ θտоዮιΣኞсрևዧиዶе езаյиտоዉ бриσθΩቯፉμዬвсюዖ ኛμուճ
Аρ зኹክ օԻ ор ктужУтяжαቺ кոψሚнωኔикр հеняμиպе
Sembahyanghari raya Tiong Ciu & hari berterimakasih kepada Kongco Hok Tek Cing Sin*mohon maaf ada gangguan pada audio
Hopiatradisional berisi bentul. (dokumen pribadi) Selama 800 tahun kue hopia ini terus menyebar menjadi camilan biasa dikalangan ibukota Chang'an, Xi'an sekarang, sampai suatu malam Tiong Ciu dimasa kejayaan Tionghoa Tang di abad 8 Masehi. Seperti biasa pada malam Tiong Ciu tersebut, Maharaja Tang Xuan-zong dan Rani Agung Yang Gui-fei
SembahyangTIONG CIU PIA & Hari Kemuliaan Dewa HOK TEK CEN SIN » + Google Calendar + iCal Export. Details Date: September 1, 2019 Time: 8:00 am - 5:00 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone: +(62) 21 - 6316323 Website: www.lociabio.com. Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar No.8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta, .
  • 77phowyvw5.pages.dev/294
  • 77phowyvw5.pages.dev/111
  • 77phowyvw5.pages.dev/158
  • 77phowyvw5.pages.dev/176
  • 77phowyvw5.pages.dev/184
  • 77phowyvw5.pages.dev/268
  • 77phowyvw5.pages.dev/278
  • 77phowyvw5.pages.dev/371
  • 77phowyvw5.pages.dev/362
  • sembahyang tiong ciu pia 2019